
SELONG-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu alat pemdes dalam meningkatkan pendapatan desa. Tak hanya untuk menyaingi ritel modern, akan tetapi juga menampung hasil kerajinan tangan masyarakat. Terutama bagi desa yang memiliki mayoritas masyarakatnya merupakan perajin.
Hal itulah yang sedang diperjuangkan Desa Telaga Waru, Kecamatan Pringgabaya. “Di sini hampir 90 persen masyarakat merupakan perajin sapu ijuk,” kata Kepala Desa Telaga Waru, M Rohdi.
Desa Telaga Waru yang mewakili Kecamatan Pringgabaya mengikuti lomba desa tingkat kabupaten memperlihat kualitas kerajinan tangan masyarakatnya. Pangsa pasar sapu dari serabut kelapa itu tak hanya di Lombok, tapi juga sampai ke Pulau Jawa. Sehingga potensi itu dikelola dan dibina BUMDes. “Dengan begitu, ke depan warga tidak lagi menjual pada tengkulak. Tapi ke BUMDes,” terangnya.
Apa yang disampaikan Rohdi dalam sambutan lomba tersebut mendapat apresiasi dari Kadis PMD Lotim M Juaini Taofik. Ia mengatakan, desa yang memiliki potensi SDA dan SDM sudah seharusnya mengelola setiap hasilnya melalui BUMDes. “Sehingga BUMDes tidak lagi hanya sebagai tempat simpan pinjam,” kata Taofik.
Ke depan, ia berharap semua hasil kerajinan bisa dibina oleh BUMDes. Kata Taofik, jika selama ini para perajin mendapat modal dari tengkulak, mengapa tidak BUMDes yang memfasilitasi hal tersebut. Di sisi lain, skala produksi juga bisa menjadi lebih banyak. “Hanya saja saran saya, kemasan ini yang penting untuk diperhatikan. Tinggal kita kemas saja menjadi lebih menarik,” terangnya.
Sumber: LombokPost.net